Minggu, 11 Maret 2012

Mineral

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Dalam studi Geologi yang mempelajari keseluruhan hal-hal tentang Bumi mulai dari pembentukkan, komposisi, sifat-sifat fisik, struktur, hingga gejala-gejala yang terjadi didalamnya, kita tentu saja harus mempelajari dasar-dasar tentang Bumi dan juga pembagian-pembagiannya secara khusus nantinya. Dan pada tahap pertama yang harus dipelajari adalah apa sajakah sebenarnya materi-materi pembentuk Bumi kita ini. Setelah itu barulah kita dapat mempelajari materi pada tingkat-tingkat selanjutnya yang ada dalam ruang lingkup studi Teknik Pertambangan.
Pada materi yang telah kita pelajari sebelumnya, yaitu materi Kristalografi, telah dijelaskan urutan materi pembentuk Bumi ini. Dari yang terkecil yaitu kristal, mineral dan kemudian adalah batuan. Dan yang akan lita pelajari selanjutnya adalah tentang mineral. Dalam mempelajari semua hal tentang mineral, mulai dari sifat-sifat fisiknya hingga keterdapatannya pada batuan dinamakan dengan Mineralogi.
Pada tahap ini kita akan belajar tentang semua hal yang berkaitan dengan mineral. Dalam studi Geologi, ini sangat penting, karena mineral adalah salah satu satuan dasar pembentuk Bumi ini. Dan dengan bekal ilmu Kristalografi yang telah dipelajari sebelumnya, kita akan dapat mengenal mineral-mineral apa sajakah yang terdapat di Bumi, bagaimana keterdapatannya, hingga akhirnya juga dapat mengetahui manfaat dari mineral itu sendiri.

1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
            Dalam studi Pertambangan, setelah mempelajari ilmu-ilmu tentang kristal, tahap selanjutnya adalah mempalajari ilmu tentang mineral atau Mineralogi. Mieralogi sendiri terkait dalam satu rangkaian dengan Kristalografi dalam pembelajarannya. Terkait dengan mineral adalah komponen dasar dalam Geologi karena mineral adalah pembentuk batuan yang menjadi inti dari Geologi. Tentu saja kita harus mempelajari dan menguasainya untuk dapat melanjutkan pada tahap berikutnya. Dan dengan menjalani studi Mineralogi, dimaksudkan agar kita dapat mengenal, mengetahui dan juga menguasai Mineralogi yang menjadi salah satu dasar terpenting dalam Geologi. Dengan bekal ilmu tentang kristal yang telah diperoleh sebelumnya, Mineralogi adalah salah satu aplikasi dari ilmu tersebut. Dan pada akhirnya, dengan menguasai keduanya, akan dapat lebih mudah dalam mempelajari ilmu Geologi pada tahap selanjutnya.

1.2.2 Tujuan
            Dalam kegiatan mempelajari dan melakukan praktikum Mineralogi, kita dituntut untuk dapat :
1.      Mengaplikasikan ilmu tentang kristal yang telah didapat sebelumnya.
2.      Mengetahui defenisi dari mineral itu sendiri.
3.      Mengetahui sifat-sifat fisik dari mineral.
4.      Mampu melakukan penyelidikan secara fisik dari mineral.
5.      Mengetahui keterdapatan mineral dalam batuan.
6.      Mengetahui persentase komponen-komponen mineral.
7.      Mengetahui aplikasi dari ilmu tentang mineral.

1.3 Aplikasi
            Dalam bidang Pertambangan, mempelajari Mineralogi adalah sebagai dasarnya. Karena mineral adalah satuan pembentuk Bumi dan pada dasarnya Bumi ini dibentuk dari mineral-mineral yang menyatu dan membentuk batuan. Jadi, adalah hal yang tidak mungkin jika mempelajari Geologi namun tidak mempelajari dan menguasai Mineralogi. Karena Geologi sendiri adalah ilmu yang mempelajari Bumi.
Dengan mempelajari Mineralogi, kita akan dapat mengetahui bagaimana Bumi ini terbentuk dari pembentukan mineral. Kita juga akan dapat mengetahui bagaimana bisa batuan-batuan yang ada di Bumi ini terbentuk.
Dengan mempelajari Mineralogi, kita juga dapat mengenal sifat-sifat dari mineral itu sendiri hingga dapat mengetahui apa kegunaannya. Kita tahu bahwa benda-benda yang memiliki nilai tertinggi didunia sekarang ini salah satunya adalah mineral. Mineral-mineral tersebut memiliki berbagai macam nilai guna dalam kehidupan manusia, mulai dari sebagai perhiasan karena nilai estetikanya yang tinggi hingga sebagai benda terpenting dalam usaha pengeboran khususnya minyak Bumi karena sifat mineral tersebut. Mineral juga banyak digunakan dalam dunia industri.
Dalam Geologi sendiri, Mineralogi adalah salah satu ilmu dasar dan merupakan syarat untuk dapat melanjutkan studi pada tingkat berikutnya. Khususnya Petrologi atau ilmu tentang batuan, yang tidak memungkinkan untuk dapat dipelajari tanpa dasar Mineralogi. Karena batuan dibentuk dari mineral.


BAB II
PENGENALAN MINERAL

2.1  Pengertian Mineral
            Dalam mendefinisikan mineral, hingga saat ini masih belum didapatkan kepastian untuk menerangkan pengertian dari mineral tersebut. Karena memang belum didapatkan kesamaan pendapat oleh para ahli tentang hal ini. Namun pada umumnya dikenal dua defenisi mineral, defenisi klasik yang disimpulkan sebelum tahun 1977 dan defenisi kompilasi yang disimpulkan setelah tahun 1977.
            Menurut defenisi klasik, mineral adalah suatu benda padat anorganik yang terbentuk secara alami, bersifat homogen, yang mempunyai bentuk kristal dan rumus kimia yang tetap. Dan menurut defenisi kompilasi, mineral adalah suatu zat yang terdapat dialam dengan komposisi kimia yang khas, bersifat homogen, memiliki sifat-sifat fisik dan umumnya berbentuk kristalin yang mempunyai bentuk geometris tertentu.
            Hal yang membedakan kedua defenisi tersebut adalah pada defenisi klasik, yang termasuk mineral hanyalah benda atau zat padat saja. Dan pada defenisi kompilasi, mineral mempunyai ruang limgkup yang lebih luas karena mencakup semua zat yang ada dialam yang memenuhi syarat-syarat dalam pengertian tersebut. Hal ini salah satunya disebabkan karena ada beberapa bahan yang terbentuk karena penguraian atau perubahan sia-sisa tumbuhan dan hewan secara alamiah juga digolongkan kedalam mineral, seperti batubara, minyak bumi dan tanah diatome. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam-garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk).
            Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang mineral. Mulai dari pembagian atau penggolongan mineral, pengenalan sifat-sifat mineral, pendeskripsian mineral dan semua hal yang berkaitan dengan mineral.
            Untuk mempelajari tentang mineral, tentu harus terlebih dahulu mengetahui sifat-sifat yang ada pada mineral tersebut. Ada beberapa sifat mineral, yaitu sifat fisik secara teoritis dan sifat fisik secara determinasi (laboratorium). Sifat fisik secara teori hanya bisa menggambarkan sebagian dari sifat-sifat mineral dan tidak dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan atau membedakan mineral-mineral yang ada, karena hanya terdapat pada sebagian mineral saja. Adapaun sifat-sifat mineral secara teori tersebut adalah :


1. Suhu Kohesi
            Sifat kohesi mineral adalah kemampuan atau daya tarik-menarik antar atom pada sebuah mineral. Pada mineral, antar mineral-mineral yang sejenis, akan mempunyai daya tarik-menarik yang menyebabkan mineral-mineral tersebut cenderung akan terkumpul dalam suatu jumlah tertentu dalam suatu daerah. Hal ini disebabkan oleh susunan atom-atom atau komposisi kimia dalam mineral yang tetap. Daya tarik-menarik ini juga dapat dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang mempengaruhi daya tarik-menarik atau kohesi ini disebut suhu kohesi.

2. Reaksi Terhadap Cahaya
            Mineral cenderung akan bereaksi terhadap cahaya yang dating atau dikenai padanya. Reaksi ini pada umumnya dapat terlihat oleh mata kita. Namun, sifat ini tidak dapat dijadikan penentu untuk membedakan mineral. Karena kecenderungan timbulnya reaksi yang sama pada mineral-minera bila terkena cahaya. Reaksi-reaksi yang terjadi pada mineral akan menimbulkan atau menampakkan sifat fisik mineral secara determinasi seperti warna, gores, kilap, transparansi dan perputaran warna.

3. Perawakan Kristal
            Perawakan kristal pada mineral diartikan sebagai kenampakkan sekelompok mineral yang sama yang tumbuh secara tidak sempurna karena ada gangguan dari sumber utama mineral maupun gangguan dari lingkungan tempat terjadinya mineral, sehingga mineral tidak terbentuk dengan sempurna yang menyebabkan ada perbedaan bentuk dan ukuran mineral. Kenampakkan tersebut sering disebut sebagai struktur mineral.

4. Sifat Kelistrikan
            Sifat kelistrikan pada mineral adalah kemampuan mineral untuk menerima dan juga meneruskan aliran listrik yang dikenakan padanya. Pada mineral hanya ada dua jenis sifat kelistrikan. Yaitu, yang dapat menghantarkan listrik (konduktor) dan yang tidak dapat menghantarkan listrik (isolator).

5. Sifat Radioaktivitas
            Sifat Radioaktivitas mineral tercermin dari unsur-unsur kimia yang ada dalam mineral tersebut yang unsure-unsur tersebut dapat mengeluarkan sinar-sinar α, β, dan γ. Ada mineral-mineral unsure-unsur yang dapat bersifat radioaktiv seperti Uranium(U),Radium(Ra),Thorium(Th),Plumbum(Pb),Vanadium(V) dan Kalium(K).Biasanya, mineral-mineral yang bersifat radioaktiv dijumpai dalam mineral-mineral ikutan atau mineral-mineral yang terbetas jumlahnya. Kegunaan dari mineral-mineral radioaktiv adalah dapat digunakan sebagai sumber energi dan dapat juga digunakan untuk mengukur waktu Geologi dengan cara menghitung waktu paruhnya (half time).

6. Gejala Emisi Cahaya
            Gejala emisi cahaya adalah gejala sumber cahaya yang dihasilkan dalam proses-proses tertentu. Misalnya, proses radiasi dan keluarnya sinar Ultraviolet. Mineral Phospor yang pada waktu malam mengeluarkan cahaya adalah contoh emisi cahaya yang terus-menerus, demikian juga halnya yang terjadi pada mineral Radium(Ra). Cahaya tersebut merupakan gelombang cahaya yang dikeluarkan oleh mineral, dimana panjang gelombang cahaya tersebut lebih panjang daripada gelombang cahaya biasa. Hanya ada beberapa mineral yang dapat menimbulkan emisi cahaya seperti Phospor, Radium dan Flouride.

7. Bau dan Rasa
            Bau pada mineral dapat diamati jika bentuk fisik mineral tersebut dapat diubah menjadi gas. Jenis-jenis bau mineral adalah:
¨      Bau Sulforous adalah bau yang seperti bau Sulfur(S).
¨      Bau Bituminous adalah bau yang seperti Ter
¨      Bau Argillerous adalah bau seperti lempung(tanah).
            Seperti halnya bau, rasa pada mineral hanya dapat diamati jika bentuk fisik mineral diubah menjadi cair. Berikut adalah jenis-jenis rasa pada mineral :
¨      Rasa Saline atau rasa seperti garam(asin).
¨      Rasa Alkaline atau rasa seperti logam atau soda.
¨      Rasa Witter atau rasa pahit.

            Setiap mineral yang dapat membesar tanpa gangguan akan memperkembangkan bentuk kristalnya yang khas, yaitu suatu wajah lahiriah yang dihasilkan struktur kristalen (bentuk kristal). Ada mineral dalam keadaan Amorf, yang artinya tak mempunyai bangunan dan susunan kristal sendiri (misalnya kaca & opal). Tiap-tiap pengkristalan akan makin bagus hasilnya jika berlangsungnya proses itu makin tenang dan lambat.

2.2. Proses Pembentukan Mineral
            Proses pembentukan mineral-mineral baik yang memiliki nilai ekonomis, maupun yang tidak bernilai ekonomis sangat perlu diketahui dan dipelajari mengenai proses pembentukan, keterdapatan serta pemanfaatan dari mineral-mineral tersebut. Mineral yang bersifat ekonomis dapat diketahui bagaimana keberadaannya dan keterdapatannya dengan memperhatikan asosiasi mineralnya yang biasanya tidak bernilai ekonomis. Dari beberapa proses eksplorasi, penyelidikan, pencarian endapan mineral, dapat diketahui bahwa keberadaan suatu mineral tidak terlepas dari beberapa faktor yang sangat berpengaruh, antara lain banyaknya dan distribusi unsur-unsur kimia, aspek biologis dan fisika.
            Secara umum, proses pembentukan mineral, baik jenis logam maupun non-logam dapat terbentuk karena proses mineralisasi yang diakibatkan oleh aktivitas magma, dan mineral ekonomis selain karena aktivitas magma, juga dapat dihasilkan dari proses alterasi, yaitu mineral hasil ubahan dari mineral yang telah ada karena suatu faktor. Pada proses pembentukan mineral baik secara mineralisasi dan alterasi tidak terlepas dari faktor-faktor tertentu yang selanjutnya akan dibahas lebih detail untuk setiap jenis pembentukan mineral.
            Adapun menurut M. Bateman, maka proses pembentukan mineral dapat dibagi atas beberapa proses yang menghasilkan jenis mineral tertentu, baik yang bernilai ekonomis maupun mineral yang hanya bersifat sebagai gangue mineral.

1. Proses Magmatis
            Proses ini sebagian besar berasal dari magma primer yang bersifat ultra basa, lalu mengalami pendinginan dan pembekuan membentuk mineral-mineral silikat dan bijih. Pada temperatur tinggi (>600˚C) stadium liquido magmatis mulai membentuk mineral-mineral, baik logam maupun non-logam. Asosiasi mineral yang terbentuk sesuai dengan temperatur pendinginan saat itu. Proses magmatis ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1.      Early magmatis, yang terbagi atas:
¨      Disseminated, contohnya Intan
¨      Segregasi, contohnya Crhomite
¨      Injeksi, Contohnya Kiruna

2.      Late magmatis, yang terbagi atas:
¨      Residual liquid segregation, contohnya magmatis Taberg
¨      Residual liquid injection, contohnya magmatis Adirondack
¨      Immiscible liquid segregation, contohnya sulfide Insizwa
¨      Immiscible liquid injection, contohnya Vlackfontein

2. Proses Pegmatisme
            Setelah proses pembentukan magmatis, larutan sisa magma (larutan pegmatisme) yang terdiri dari cairan dan gas. Stadium endapan ini berkisar antara 600˚C sampai 450˚C berupa larutan magma sisa. Asosiasi batuan umumnya Granit.


3. Proses Pneumatolisis
            Setelah temperatur mulai turun, antara 550-450˚C, akumulasi gas mulai membentuk jebakan pneumatolisis dan tinggal larutan sisa magma makin encer. Unsur volatile akan bergerak menerobos batuan beku yang telah ada dan batuan samping disekitarnya, kemudian akan membentuk mineral baik karena proses sublimasi maupun karena reaksi unsur volatile tersebut dengan batuan-batuan yang diterobosnya sehingga terbentuk endapan mineral yang disebut mineral pneumatolitis.

4. Proses Hydrotermal
            Merupakan proses pembentuk mineral yang terjadi oleh pengaruh temperatur dan tekanan yang sangat rendah, dan larutan magma yang terbentuk sebelumnya. Secara garis besar, endapan mineral hydrothermal dapat dibagi atas :

1.      Endapan hipotermal, ciri-cirinya adalah :
¨      Tekanan dan temperatur pembekuan relatif tinggi.
¨      Endapan berupa urat-urat dan korok yang berasosiasi dengan intrusi dengan kedalaman yang besar.
¨      Asosiasi mineral berupa sulfides, misalnya Pyrite, Calcopyrite, Galena dan Spalerite serta oksida besi.
¨      Pada intrusi Granit sering berupa endapan logam Au, Pb, Sn, W dan Z.
2.      Endapan mesotermal, yang ciri-cirinya :
¨      Tekanan dan temperatur yang berpengaruh lebih rendah daripada endapan hipotermal.
¨      Endapannya berasosiasi dengan batuan beku asam-basa dan dekat dengan permukaan bumi.
¨      Tekstur akibat “cavity filling” jelas terlihat, sekalipun sering mengalami proses penggantian antara lain berupa “crustification” dan “banding”.
¨      Asosiasi mineralnya berupa sulfide, misalnya Au, Cu, Ag, Sb dan Oksida Sn.
¨      Proses pengayaan sering terjadi.
3.      Endapan epitermal, ciri-cirinya sebagai berikut :
¨      Tekanan dan temperatur yang berpengaruh paling rendah.
¨      Tekstur penggantian tidak luas (jarang terjadi).
¨      Endapan bisa dekat atau pada permukaan bumi.
¨      Kebanyakan teksturnya berlapis atau berupa (fissure-vein).
¨      Struktur khas yang sering terjadi adalah “cockade structure”.
¨      Asosiasi mineral logamnya berupa Au dan Ag dengan mineral “gangue”-nya berupa Kalsite dan Zeolit disamping Kuarsa.
             Adapun bentuk-bentuk endapan mineral dapat dijumpai sebagai proses endapan hidrotermal adalah sebagai Cavity filling. Cavity filling adalah proses mineralisasi berupa pengisian ruang-ruang bukaan (rongga) dalam batuan yang terdiri atas mineral-mineral yang diendapkan dari larutan pada  bukaan-bukaan batuan, yang berupa Fissure-vein, Shear-zone deposits, Stockworks, Ladder-vein, Saddle-reefs, Tension crack filling, Brecia filling (vulkanik, tektonik dan collapse), Solution cavity filling (caves dan Channels), Gash-vein, Pore-space filling, Vessiculer fillings.

5. Proses Replacement (Metasomatic replacement)
            Adalah prsoses dalam pembentukan endapan-endapan mineral epigenetic yang didominasi oleh pembentukan endapan-endapan hipotermal, mesotermal dan sangat penting dalam grup epitermal. Mineral-mineral bijih pada endapan metasomatic kontak telah dibentuk oleh proses ini, dimana proses ini dikontrol oleh pengayaan unsur-unsur sulfide dan dominasi pada formasi unsur-unsur endapan mineral lainnya. Replacement diartikan sebagai proses dari larutan yang sangat penting berupa pelarutan kapiler dan pengendapan yang terjadi secara serentak dimana terjadi penggantian suatu mineral atau lebih menjadi mineral-mineral baru yang lain. Atau dapat juga diartikan bahwa penggantian mineral membutuhkan ion yang tidak mempunyai ion secara umum dengan zat kimia yang digantikan. Penggantian mineral yang dibawa dalam larutan dan zat kimia yang dibawa keluar oleh larutan dan merupakan kontak terbuka yang terbagi atas : Massive, Lode fissure, dan Disseminated.

6. Proses Sedimenter
    Terbagi atas endapan besi, mangan, phosphate, nikel dan lain sebagainya.

7. Proses Evaporasi
    Terdiri dari evaporasi laut, danau dan air tanah.

8. Konsentrasi Residu dan Mekanik
    Terdiri atas :
¨      Konsentrasi Residu berupa endapan residu mangan, besi, bauxite dan lain-lain.
¨      Konsentrasi Mekanik (endapan placer), berupa sungai, pantai, alluvial dan eolian.

9. Supergen enrichment

10. Metamorfisme
     Terbagi atas endapan endapan termetamorfiskan dan endapan metamorfisme.

2.3. Mineral Pembentuk Batuan
             Mineral-mineral pembentuk batuan dapat dibedakan atas :
  1. Felsic mineral, tersusun dari mineral-mineral yang berwarna terang dan cerah serta mempunyai berat jenis kecil atau ringan.
Contoh : Quartz, Feldspar dan Feldspatoid
  1. Mafic mineral, tersusun dari mineral-mineral yang berwarna gelap dan mempunyai berat jenis besar atau berat.
Contoh : Olivin, Amphibole dan Piroksin.

2.3.1  Mineral Felsic (Mineral Terang)
A. Quartz (Kuarsa)
            Mineral kuarsa memiliki sistem kristal hexagonal (prisma, bipyramid dan kombinasinya. Rumus kimia tau komposisi kimia dari kuarsa adalah SiO2. berat jenis dari mineral ini adalah 2,65 dengan tingkat kekerasan (H) bernilai 7. Warna pada kuarsa dapat jernih atau keruh bila terdapat bersama feldspar, sering terdapat inklusi dari gas, cairan atau mineral pengotor didalamnya, yang merupakan unsur pengotor dan sangat mempengaruhi warna pada kuarsa, sehingga dari warna yang ditunjukkan dapat diperkirakan kemurnian kuarsa tersebut. Tidak terdapat belahan pada kuarsa. Dan kuarsa juga banyak digunakan dalam industri, khususnya yang berkaitan dengan gelas (kaca).
            Kuarsa atau kadang disebut “silika”. Adalah satu-satunya mineral pembentuk batuan yang terdiri dari persenyawaan silikon dan oksigen. Umumnya muncul dengan warna seperti asap atau “smooky”, disebut juga “smooky quartz”. Kadang-kadang juga dengan warna ungu atau merah-lembayung (violet). Nama kuarsa yang demikian disebut “amethyst”, merah massip atau merah-muda, kuning hingga coklat. Warna yang bermacam-macam ini disebabkan karena adanya unsur-unsur lain yang tidak bersih.

B. Feldspar
            Feldspar dapat digolongkan kedalam dua golongan besar, yaitu :
1.      Alkali feldspar yang terdiri dari orthoklas, mikroklin, sanidine, anorthoklas,
      pertite, dan antipertite.
2.      Plagioklas feldspar yang terdiri dari albite, oligoklas, andesine, labradorit,
      bytownite dan anorthite (calsic).
            Pada praktikum yang dilakukan dengan cara megaskopis (tanpa alat bantu), feldspar ini hanya dapat dibedakan menjadi Alkali feldspar (dominasi Orthoklas) dan Plagioklas.
¨      Orthoclase (Potassium feldspar)
     Orthoklas adalah anggota dari mineral feldspar. Orthoklas (Potassium feldspars) adalah mineral silicate yang mengandung unsur Kalium dan bentuk kristalnya prismatik, umumnya berwarna merah daging hingga putih.
     Rumus kimia atau komposisi kimia Orthoklas ini adalah KaISi3O8. Berat jenis mineral ini adalah 2,6 dengan kekerasan 6. Sistem kristalnya adalah monoklin, mempunyai kilap kaca, dan perawakan yang membutir. Orthoklas ini digunakan sebagai bahan baku dalam industri keramik.
¨      Plagioklas feldspar
     Mineral Plagioclase adalah anggota dari kelompok mineral feldspar. Mineral ini mengandung unsur Calsium atau Natrium. Kristal feldspar berbentuk prismatik, umumnya berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelas. Plagioklas yang mengandung Natrium dikenal dengan mineral Albite, sedangkan yang mengandung Ca disebut An-orthite.
     Sistem kristal dari plagioklas ini adalah triklin dengan berat jenis 2,26-2,76. plagioklas ini mempunyai nilai kekerasan 6 dan mempunyai belahan berbentuk kembaran. Komposisi kimia dari mineral ini adalah NaCaAl2Si3O8.

C. Feldspatoid
            Mineral feldspatoiid ini juga disebut sebagai pengganti feldspar, dikarenakan mineral ini terbentuk bila dalam sebuah batuan tidak cukup terdapat SiO2. Bila dalam suatu batuan terdapat SiO2 (kuarsa) bebas, maka yang akan terbentuk adalah feldspar dan tidak akan terbentuk feldspatoid. Mineral-mineral yang termasuk feldspatoid adalah nepheline, leusite, sodalite, scapolite, carcrinite dan analcite. Namun yang umunya dapat ditemukan hanyalah nepheline dan leucite.
¨      Nepheline (KNaAl2Si2O4)
     Nepheline adalah sebuah mineral yang termasuk dalam sistem kristal hexagonal, walaupun bentuknya jarang dijumpai, umumnya massif dan fine grain. Warna dari mineral ini adalah putih kekuningan sampai abu-abu kemerahan. Nilai kekerasan nepheline adalah 5,5 sampai dengan 6 dengan berat jenis (SG) 2,55 sampai 2,65. Kilap pada nepheline adalah kilap kaca, namun ada juga yang memiliki kilap minyak. Belahan permukaannya berbentuk prisma yang terdapat dalam kristal-kristal besar. Nepheline sering ditemukan dalam bentuk “dike” pada batuan beku.


¨      Leucite (KaISi2O8)
     Mineral leucite termasuk dalam system isometric dalam bentuk umumnya adalah trapezohedron. Leucite ini memiliki bentuk kecil dan halus, dan terkenal dengan nama fine grain matrix. Nilai kekerasan pada mineral leucite ini adalah 5,5 sampai dengan 6 dan nilai berat jenis 2,45 sampai dengan 2,5. warna leucite umumnya adalah putih keabu-abuan.

2.3.2. Mineral Mafic (Mineral Gelap)
A. Olivine ((Mg,Fe)2SiO4)
            Olivine adalah kelompok mineral silikat yang tersusun dari unsur besi (Fe) dan magnesium (Mg). Mineral olivine berwarna hijau, dengan kilap gelas, terbentuk pada temperatur yang tinggi. Mineral ini umumnya dijumpai pada batuan basalt dan ultramafic. Batuan yang keseluruhan mineralnya terdiri dari mineral olivine dikenal dengan batuan Dunite. Olivine kadang-kadang juga disebut crysoline.
             Olivine mempunyai kenampakan kilap kaca dan nilai kekerasan(H) 5,5-7,0. mineral ini memiliki berat jenis (SG) 3,27-4,27. Pada umumnya olivine ditemukan pada batuan beku basa seperti gabbro, basalt, peridotite dan dunite.

B. Piroksin
            Piroksin merupakan kelompok mineral silikat yang kompleks dan memiliki hubungan erat dalam struktur kristal, sifat-sifat fisik dan komposisi kimia walaupun mereka mengkristal dalam dua sistem yang berbeda, yaitu orthorhombic dan monoklin. Secara struktur, piroksin terdiri dari mata rantai yang tidak ada habisnya dan tetrahedral SiO4 yang diikat bersama-sama secara lateral oleh ion-ion logam Mg dan Ca yang berikatan dengan oksigen, dan tidak berikatan langsung dengan silicon.
            Komposisi kimia piroksin secara umum adalah W1-p(X,Y)1+pZ2O6. Dimana symbol W, X, Y dan Z menunjukkan unsur dengan jari-jari atom yang sama.
W = Na, Ca                    Y = Al, Fe, Ti
X = Mg, Fe, Li, Ma        Z = Sid an Al dalam jumlah kecil
             Bentuk kristal piroksin adalah prismatic dengan belahan spesifik. Dalam batuan beku vulkanik, piroksin adalah Augote Calcio rendah atau Pigionite, sedang dalam batuan plutonik, piroksin adalah Augite.

C. Amphibole (Horblende)
            Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal yang menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan Oksigen (O). Hornblende tampak berwarna hijau tua kehitaman. Mineral ini banyak dijumpai pada berbagai jenis batuan beku dan batuan metamorf.
D. Mica
            Mica  adalah kelompok mineral silicate minerals dengan komposisi yang bervariasi, dari potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum (Al) , silicon (Si) dan air (H2O). Struktur mika adalah tipe tetrahedron dalam lembar-lembar. Tiap SiO4 mempunyai tiga oksigen dan satu oksigen bebas., sehingga komposisi dan valensinya diwakili oleh (Si4O104.
            Rumus umum mika dapat ditulis : W(XY)2-3Z4O10)OHF)2 dimana W = K (Na dalam Paragonite mineral yang sangat baik pada sekiot).
X,Y = Al, Li, Mg, Fe
   Z  = Ai, Al.






BAB III
TATA CARA PENDISKRIPSIAN

3.1 Sifat Fisik Mineral
            Pada praktikum Mineralogi, praktikan diwajibkan untuk dapat mengetahui sifat-sifat fisik mineral pada saat pendeskripsian mineral. Pendeskripsian mineral dilakukan dengan mengamati sifat-sifat fisik mineral secara determinasi. Sifat-sifat tersebut adalah : warna, cerat atau gores, kilap, perawakan, belahan, kekerasan, sifat dalam, berat jenis dan kemagnetan. Semua sifat-sifat tersebut memiliki nilai atau patokan tertentu sesuai dengan jenisnya. Dalam pendeskripsian mineral, juga ditentukan system kristal, komposisi atau rumus kimia, kelas dan grup mineral serta asosiasi dan kegunaan mineral tersebut
      Setiap jenis mineral mempunyai sifat fisik tertentu. Dengan mengenali sifat-sifat ini maka setiap jenis mineral dapat dikenal meskipun tidak semua sifat fisiknya secara khusus tidak memerlukan alat yang rumit. Adapun sifat fisik yang duselidiki dalam praktikum ini adalah:
1.      Warna (colour)
2.      Kilap (Luster)
3.      Gores (Streak)
4.      Kekerasan (Hardness)
5.      Belahan (Cleavage)
6.      Pecahan (Fructure)
7.      Perawakan kristal (Cristal Habit)
8.      Berat jenis (Specfic Gravity)
9.      Daya tahan terhadap pukulan (Tenacity)
10.  Kemagnitan
11.  Kelistrikan
12.  Daya lebur mineral

3.1.1  Warna (Colour)
Bila suatu permukaan mineral terkena cahaya, maka cahaya yang mengenai sebagian mineral akan diserap (adsorpsi) dan sebagian lagi dipantulkan (refleksi).Warna penting untuk membedakan antara mineral akibat pengotoran dan warna asli yang berasal dari elemen utama pada mineral tersebut. Warna mineral yang tetap dan tertentu karena elemen utama pada mineral disebut dengan Idiochromatic.
Misal  :    Sulfur      :  Kuning
                Magnetit  :  Hitam
                Pyrite       :  Kuning Loyang
Warna mineral akibat adanya campuran atau pengotoran dengan unsur lain, sehingga memberikan warna yangberubah tergantung pada pengotoran disebut dengan Allochromatic.
            Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi warna dari mineral adalah :
-      Komposisi kimia
-      Struktur kristal dan ikatan atom
-      Pengotaran dari mineral
Contoh pengotoran dari mineral:
Ø  Pengotoran mineral.
Contoh :       - Silika             = Tidak berwarna
- Jasper            = Merah

3.1.2  Cerat (Streak)
Gores adalah merupakan warna asli dari mineral apabila mineral ditumbuk sampai halus. Gores ini sangat penting untuk membedakan dua warna mineral yang sama tetapi goresannya berbeda.
Hal ini dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada permukaan yang kasar pada porselein. Tetapi apabila mineral mempunyai kekerasan diatas 6, maka dapat dicari dengan menumbuk mineral sampai halus.
Mineral yang berwarna terang atau tidak berwarna biasanya mempunyai gores warna putih.
Contoh  :    Quartz      :   Putih
                   Gypsum   :   Putih
                   Calcite     :   Putih
Mineral bukan logam dan berwarna gelap akan memberi gores yang lebih terang dari mineralnya sendiri.
Contoh  :  - leucite warna abu-abu goresnya putih.
                - Dolomite warna kuning sampai merah jambu goresnya putih.
Mineral yang mempunyai kilap logam kadang-kadang mempunyai warna gores yang lebih gelap dari warna mineralnya sendiri.
Contoh  :  - Pyrite, warna kuning loyang, gores hitam.
                - Copper, warna merah tembaga, gores hitam.
                - Hematite, warna abu-abu kehitaman, gores merah.
Pada beberapa mineral, warna dan gores sering menunjukkan warna yang sama.
Contoh  :    - Cinnabar, warna dan gores merah.
- Ma gnesite, warna dan gores hitam.
- Lazurite, warna dan gores biru.
3.1.3 Kilap (Luster)
Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan sebuah mineral yang erat hubungannya dengan sifat pemantulan dan pembiasan.
Intensitas kilap tergantung dari indeks bias mineral. Apabila makin besar indeks bias mineral, makin besar pula jumlah cahaya yang dipantulkan.
Secara garis besar kilap dibedakan atas tiga bagian, yaitu:
1.      Kilap Logam (Metallic Luster).
Mineral yang mempunyai indeks bias sama dengan 3 atau lebih, maka mineral tersebut mempunyai kilap seperti logam.contoh: Galena (PbS), Magnetit (Fe3O4), Native metal, Sulfida, Pyrite.
2.      Kilap Sub-Metalik (Sub-Metallic Luster).
Kilap ini biasanya dimiliki olem logam yang mempunyai indeks bias antara   2,6-3.Contoh: Cuprite (Cu2O), Hematite (Fe2O3), Cinnabar (Hgs).
3.      Kilap Bukan Logam (Non Metallic Luster).
Mineral-mineral yang mempunyai mwarna terang  yang dapat membiaskan dengan indeks bias 2,5. gores dari mineral ini biasanya berwarna  atau berwarna muda.kilap ini terdiri atas beberapa bagian, antara lain:
1.      Kilap kaca (Vitreous Luster).
Kilap yang ditimbulkan oleh permukaan kaca atau gelas.
Contoh  :    Quartz, Carbonates, Sulphates, Silicates, Spinel, Garnet, Leucite, Flourite, Corundum dan Halite.
2.      Kilap Intan (Adamantine Luster).
Kilap yang sangat cemerlang yang ditimbulkan oleh intan atau permata.
Contoh  :    Diamond, Cassiterite, Sulphur, Sphalerite, Zircon dan Rutile.
3.      Kilap Lemak (Greasy Luster).
Kenampakan kilap dari suatu mineral seperti lemak atau sabun.
Contoh  :    -Napheline yang sudah teralterasi
                   -Halite yang sudah terkena udara
4.      Kilap Lilin (Waxy Luster).
Kenampakan dari suatu mineral seperti lilin yang khas.
Contoh  :    Serpentine, cerargyrite.
5.      Kilap sutera (Silky Luster).
Kilap seperti sutera yang terdapat pada mineral-mineral yang paralel atau berserabut.
Contoh  :    Asbestos, Selenite, Serpentine, Hematite.
6.      Kilap mutiara (Pearly Luster).
Kilap yang ditimbulkan oleh mineral transparan yang berbentuk lembaran dan menyerupai mutiara.
Contoh  :    Talc, Mica, Gypsum.
7.      Kilap Tanah (Earthy Luster).
Kilap yang ditunjukkan oleh mineral yang porous dan sinar yang masuk tidak dipantulkan kembali.
Contoh  :    Kaoline, Montmorilonite, Chalk, Diatomea, Pyrolusite.
Tidak sulit untuk membedakan antara kilap logam dengan kilap bukan logam.Tetepi, untuk membedakan jenis-jenis kilap bukan logam akan sulit sekali. Padahal perbedaan inilah yang sangat penting dalam diskripsi mineral, karena dapat untuk menentukan jenis suatu mineral tertentu.

3.1.4 Perawakan (Habit)
Perawakan ditentukan dari karakteristik kristal. Bentuk yang sempurna larang dijumpai di alam karena pertumbuhan kristal sering mengalami gangguan.
Kebiasaan mengkristal suatu mineral disesuaikan dengan kondisi sekelilingnya mengakibatkan terjadinya bentuk-bentukkristal yang khas, baik yang berdiri sendiri maupn kelompok-kelompok.
Bentuk khas di alam ditentukan oleh bidang yang membangunnya termasuk bentuk dan ukuran relative dari bidang-bidang tersebut. Meski perawakan kristal bukan merupakan cirri mineral yang tetap (karena factor tersebut di atas), namun ada beberapa perawakan kristal yang seringkali terdapat pada jenis-jenis mineral tertentu pula, sehingga perawakan kristal dapat masih dapat juga sebagai suatu ciri yang dapat dipergunakan dalam penentuan jenis mineral.
Contoh :
-          Mika selalu menunjukkan perawakan kristal yang mendaun atau  melapis.
-          Amphibol (hornblende, Tremolite) selalu menunjukkan perawakan kristal yang meniang.
Perawakan kristal selaludibedakandalam 3 golongan menurut Richard M. Pearl, 1957, yaitu :
A.      Elongated Habits (Meniang atau berserabut)
1.      Meniang (Columnar) :  Bentuk kristal prismatic menyerupai bentuk tiang. Contoh: Tourmaline, Pirolusite, Wallastonite.
2.      Menyerat (Fibrous) :  Bentuk kristal yang menyerupai serat-serat kecil. Contoh: Asbestos, Gypsum, Silimanite, Tremolite, serpentin, Pyrophylite.
3.      Menjarum (Acicular) :  Bentuk kristal yang menyerupai jarum-jarum kecil. Contoh: Natrolite, Glaucoplane.
4.      Menjaring (Recticulate) :  Bentuk kristal kecil panjang yang tersusun menyerupai jarring. Contoh: Rutile, Cerrusite.
5.      Membenang (Filiform) :  Bemtuk kristal kecil-kecil dan menyerupai benang. Contoh: Silver
6.      Merambut (Capillary) :  Bentuk kristsl kecil-kecil yang menyerupai rambut. Contoh: Cuprite, Bysolite.
7.      Mondok (Stout, Stubby, Equant) :  Bentuk kristal pendek, gemuk, sering terdapat pada kristal-kristal dengan sumbu C lebih pendek dari sumbu lainnya. Contoh: Zircon.
8.      Membintang (stellated) :  Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bintang. Contoh: pirofilit.
9.      Menjari (Radiated) :  Bentuk-bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk jari-jari. Contoh; Marcasit, Natrolit.

B.      Flattened Habits (Lembaran tipis)
1.      Membilah (Bladed) :  Bentuk kristal yang panjang dan tipis menyeripai bilah kayu, dengan perbandingan antara lebar dengan tebal sangat jauh. Contoh: Kyanite, Glauchopane, Kavalerite.
2.      Memapan (tabular) :  bentuk kristal pipih menyerupai bentuk papan, dimana lebar dengan tebal tidak terlalu jauh. Contoh: Barite, Hematite.
3.      Membata (Blocky) :  Bentuk kristal tebal menyerupai bentuk bata dangan perbandingan antara tebal dan lebar hamper sama. Contoh: Microcline.
4.      Mendaun (Foliated) :  Bentuk kristal pipih dengan melapis (lamellar) perlapisan yang mudah terkelupas. Contoh: Mika, Talc, Chlorite.
5.      Memencar (Divergent) :  Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk Kipas terbuka. Contoh: Gypsum,Millerite.
6.      Membulu (Plumose) :  Bentuk kristal yang tersusun membentuk tumpukan bulu. Contoh: Mika.

C.      Rounded Habits (Membutir)
1.      Mendada (Mamillary) :  Bentuk kristal bulat-bulat yang menyerupai buah dada. Contoh:  Malachite, Opal.
2.      Membulat (Colloform) :  Bentuk kristal yang menunjukkan permukaan yang bulat-bulat. Contoh: Cobaltite, Bismuth, Goethite.
3.      Membulat Jari (Colloform Radial) :  Bentuk kristal yang membulat dengan struktur dalam memencar menyerupai bentuk Jari. Contoh: Pyromophyte.
4.      Membutir (Granular) :  Kelompok kristal kecil yang berbentuk butiran. Contoh: Chromite, Olivine, Cinnabar.
5.      Memisolit (Pisolitic) :  Kelompok kristal lonjong sebesar kerikil, seperti kacang tanah. Contoh: Opal, Pisolitic, Limestone.
6.      Stalaktit (Stalactitic) :  Bentuk kristal yang membulat dengan litologi gamping. Contoh: Goethite.
Mengginjal (Reniform) :  Bentuk kristal yang menyerupai bentuk ginjal. Contoh: Hematite.

3.1.5 Belahan (Cleavage)
Belahan adalah kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih arah tertentu. Apabila suatu mineral mendapatkan tekanan yang melampaui batas elastisitas dan plastilitasnya, maka pada akhirnya mineral akan pecah.
Bila pecahannya teratur mengikuti arah permukaan yang sesuai dengan struktur kristalnya, maka disebut belahan sempurna. Belahan mineral akan selalu sejajar dengan bidang permukaan kristal yang rata karena belahan merupakan gambar dari struktur dalam dari kristal.
Belahan tersebut akan menghasilkan kristal yang lebih kecil yang setiap bagian dibagi oleh bagian yang rata. Berdasarkan bagus tidaknya permukaan bidang belahannya, belahan dapat dibagi menjadi:
1.      Belahan sangat sempurna (perfect)
Bila mineral mudah terbelah arah belahannya yang merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya.
Contoh:  Calcite,muskovit, galena dan halite.
2.      Belahan Sempurna atau baik
 Bila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya yang rapi tetapi    dapat juga terbelah memotong atau tidak melalui bidang belahannya.
Contoh:  Feldspar, Rhodomite, Augite, Diopside.
3.      Belahan jelas atau tegas
Bila belahan mineral dapat terlihat jelas tetapi mineral tersebut sukar membelah pada bidang belahannya dan tidak rata.
Contoh:  Straurolite, Feldspar, Scapolite, Hornblende dan Scheelite.
4.      Belahan buruk atau tidak jelas
Bila arah belahan masih terlihat, tetapi kemungkinan untuk membelah belahan dan pecahan sama besar.
Contoh:  Beryl, Corundum, Magnetite, Platinum, Gold.
5.      Belahan tidak sempurna.
Apabila sudah tidak terlihat arah belahannya dan mineral akan pecah dengan permukaan yang tidak rata.
Contoh:  Apatite, Cassiterite, Native, sulfur
3.1.6 Pecahan (Fracture)
Apabila suatu mineral mendapatkan suatu tekanan yang melampaui batas elastisitas dan plastisitasnya, maka mineral tersebut akan pecah. Bila cara pecahnya tidak teratur disebut dengan pecahan.Pecahan dapat dibedakan atas:
1.      Choncoidal
Yaitu bentuk pecahan mineral yang menyerupai pecahan botol atau kulit bawang.
Contoh :  Quartz, Cerrusite, Obsidian, Rutile, Zincite, Anglesite.
2.      Hackly
Yaitu bentuk pecahan mineral seperti pecahan besi runcing-runcing dan tajan serta kasar tak beraturan atau seperti bergerigi.
Contoh :  Copper, Platinum, Silver, Gold.
3.      Even
Yaitu bentuk pecahan mineral dengan permukaan bidang kecil-kecil Dengan ujung pecahan mendekati bidang datar.
Contoh :  Muscovite, Biotite, Talc, Lempung.
4.      Uneven
Yaitu bentuk dari pecahan mineral yang menunjukkan permukaan bidang pecahannya kasar dan tidak teratur. Hampir 70% mineral mempunyai pecahan jenis ini.
Contoh :  Calcite, Marcacite, Chromite, Orthoclase, Rutile, Rhodonite, Pyrolusite dan Geothite.
5.      Splintery
Yaitu apabila pecahan mineralnya hancur menjadi kecil-kecil dan tajam menyerupai benang atau berserabut.
Contoh :  Flourite, Antigorite, Anhydrite dan serpentine.
6.   Earthy    
      Yaitu apabila pecahan mineral han cur seperti tanah.
Contoh :  Kaoline, Biotite, Muscovite dan Talc.

3.1.7 Kekerasan (Hardness)
Kekerasan mineral pada umumnya diartikan sebagai daya tahan mineral terhadap goresan (scratching). Pada tahun 1822, Mohs dari Australia mengadakan penentuan mineral secara kualitatif berdasarkan kekerasan mineral. Skala kekerasan relatif (Scale of relative hardness).
Berdasarkan penentuen-penentuan kualitatif kekerasan bahwa interval-interval dari skala Mohs sama besar kecuali 9 dan 10. Maka meskipun skala Mohs bersifat kualitatif, namun sangat cocok untuk membandingkan kekerasan relatf dari mineral dan skala ini akan selalu dipakai.
Penentuan kekerasan relatif mineral ialah dengan jalan menggoreskan mineral standar dari skala Mohs yang sudah diketahui kekerasannya.
Skala relatif  mineral dari Mohs adalah:
Tabel 3.1  Skala Mohs
    Skala kekerasan
            Nama Mineral
       Rumus Kimia
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Talc
Gypsum
Calcite
Flourite
Apatite
Orthoclase
Quartz
Topaz
Corundu
Diamond
Mg3Si4O10(OH)2
CaSO4.2H2O
CaCO3
CaF2
Ca5(PO4)3F
K(AlSi3O8)
SiO2
Al2SiO4(FOH)2
Al2O3
C

Misalnya  suatu mineral digores dangan calcite (H = 3) ternyata mineral tidak tergores tetapi dapat tergores dengan fluorite, maka mineral tersebut mempunyai kekerasan 3-4.Dapat pula menentukan kekerasan dangan mempergunakan alat-alat sederhana di sekitar kita seperti:
·        Kuku jari manusia              H  =  2,5
·        Kawat tembaga                 H  =   3
·        Pecahan kaca                    H  =  5,5
·        Pisau baja                           H  =  5,5
·        Kikir baja                           H  =  6,5
·        Lempeng baja                   H  =   7
            Bilamana suatu mineral tidak tergores oleh kuku manusia tetapi dapat tergores oleh kawat tembaga, maka mineral tersebut mempunyai kekerasan antara 2,5 dan 3.

3.1.8 Sifat Dalam (Tenacity)
Tenacity adalah suatu daya tahan mineral terhadap pemecahan, pembengkokan, penghancuran dan pemotongan. Macam-macam tenacity :


1.      Brittle
Yaitu apabila mineral mudah hancur menjadi tepung halus. Contoh: Calcite, Quartz, Marcasite, Hematite.
2.      Sectile
Yaitu apabila mudah terpotong dangan pisau dengan tidak berkurang menjadi tepung. Contoh: Gypsum, Cerargyrite.
3.      Malleable
Yaitu apabila mineral ditempa dengan palu akan menjadi pipih. Contoh: Gold, silver, Copper.
4.      Ductile
Yaitu apabila mineral ditarik dapat bertambah panjang dan apabila dilepaskan maka mineral tidak akan kembali seperti semula. Contoh: Silver, Copper, Olivine.
5.      Flexible
Yaitu apabila mineral dapat dilengkungkan kemana-mana dengan mudah. Contoh: Talc, Gypsum, Mika.
6.      Elastic
Yaitu apabila mineral dapat merenggang bila ditarik dan kembali seperti semula apabila  dilepaskan. Contoh: Muscovite, Hematite tipis.

3.1.9 Berat Jenis (Specific Gravity)
Berat jenis adalah merupakan angka perbandingan antara berat seatu mineral dibandingkan dengan berat air pada volume yang sama.Cara umum untuk mengukur berat jenis adalah dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu diluar air. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat mineral dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut.
BJ =
Dalam penentuan berat jenis dipergunakan alat-alat:
1.  Piknometer
2.  Timbangan analitik
3.   Gelas ukur

3.10 Kemagnitan
       Kemagnitan adalah sifat mineral terhadap gaya magnit. Dikatakan sebagai feromagnetik bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti mineral magnetit dan phirotit.
Mineral-mineral yang menolak gaya magnet disebut dengan diamagnetik, dan mineral yang hanya tertarik dengan gaya kuat dari elektromagnetik disebut paramagnetik.
Gambar 3.1 Beberapa kebiasaan mineral dan asal mulanya (Klein & Hurlbut, 1993)

3.11 Susunan Komposisi Kimia (Chemistry)
Ilmu tentang kimia mineral sudah dimulai pada abad ke 19 yang didasarkan atas hokum komposisi tetap, teori atom dari daftar dan kemajuan dalam analisa kuantitatif perkembangan ilmu ini sangat membantu dan mengintegrasikan data dalam hasil analisa.
Kimia mineral adalah ilmu yang mempelajari sifat – sifat mineral dari suatu mineral penyusun batuan yang meliputi reaksi reduksi, dan oksidasi.
Ada beberapa cara untuk mengetahui sifat kimia atau kandungan kimia suatu mineral yaitu dengan metode.
1.      Menggunakan Larutan HCl
Biasanya pada metode ini digunakan tiga mineral untuk di ujiyaitu kwarsa, calsite, dan dolomite. Metode ini dilakukan dengan cara menetesi larutan HCl pada mineral yang di uji dengan pipet tetes. Dan adapun hasil dari pengamatannya pada umumnya calsite akan menghasilkan gelembung berupa gas Carbonat (CO3) sedangkan kwarsa tidak akan menghasilkan reaksi apapun.
2.      Analisa kimia mineral dengan metode kualitatif dengan cara pemanasan.
Metode ini dilakuakan dengan membenihkan kawat platina dengan menggunakan spritus dan HCl serta dipanaskan berulang kali. Lau memasukkan pltina  tadi kedalam borax (Na2 BO7) hingga terbentuk mutiara borax yang jernih. Masukkanmutiara tadi kedalam tepung mineral panaskan dengan api oksida catat perubahan warna pada saat panas dan dingin.laukan hal diatas sekali lagi tapi mutiara borax yang sudah dimasukkan kedalam tepung mineral di panaskan dengan api reduksi. Catat segala segala perubahan yang terjadi setelah itu cocokkan kedalam table Kraus.
Tabel 3.2 Kraus
No.
Warna Nyala
Mengandung
1.
Merah sampai merah tua
Sr (Strosium)
2.
Merah tua sampai kuning
Li (Litium)
3.
Merah jingga sampai merah bata
Ca (Calium)
4.
Kuning
Na (Natrium)
5.
Kuning kehijaun
Ba (Barium)
6.
Hijau zamrud
Th (Thorium)
7.
Hijau cemerlang
B (Boron)
8.
Hijau pucat sampai putih
Sb (Stibium)
9.
Biru samapai hijau
Cu (cuprum)
10.
Biru abu-abu
Ar (Arsen)
11.
Biru pucat sampai abu-abu kebiruan
Pb (plumbum)
12.
Violet
K (kalsium)

Penyelidikan sifat-sifat kimia dari mineral terbagi atas :
1.      Penyelidikan Kering Tampa Reagensia
Pada penyelidikan ini yang diamati adalah :
ü  Perubahan warna : warna sebelum dan sesudah dipanasi.
ü  Perubahan warna nyala api di cocokkan dengan layer merwin table
ü  Pelatikan misalnya pada pemanasan pyrite
ü  Pengarangan misalnya pada batu bara
ü  Peleburan
ü  Kemagnetan misalnya mneral pyrite sebelum dipanasi non magnetit setelah dipanasi menjadi magnetit
2.      Penyelidikan basa dengan ragensia.
3.      Pengujian khusus dengan meagendigunakan untuk memisahakan atau membedakan antara calcite dan aragonite.


BAB IV
PENDISKRIPSIAN SIFAT FISIK MINERAL

            Mineral dapat diklasifikasikan atas  sifat-sifat dasar yaitu : sifat kimia, sifat kristal, manfaat atau kegunaan, jalur dan banyaknya mineral tersebut membentuk suatu batuan dan lain-lain. Mineral merupakan unsur tunggal dapat pula berupa senyawa kimia bahkan senyawa kimia yang komplek.
            Dalam praktikum Kristalografi dan Mineralogi diklasifikasi berdasarkan kandungan zat kimia yang dominan yang terdapat didalamnya, maka mineral dapat klasifikasikan menjadi beberapa golongan atau group, yaitu native elements, sulfides,oxides, hidroxides, carbonates, sulphates, dan silicates.

4.1 Native Elements
            Adapun beberapa mineral yang tergolong dalam native elements antara lain .Unsur-unsur native elements jarang terdapat dipermukaan ataupun didalam kerak bumi. Native elements ini bukan merupakan golongan pembentuk batuan (rock forming).
            Asal mula pembentukan mineral native element berkaitan dengan pengerasan atau pembentukan magma dengan reaksi kimia yang sekunder atau dengan reaksi-reaksi kimia yang bertemperatur dan memiliki tekanan yang tinggi.
            Mineral golongan native elements ini biasanya terdiri hanya satu unsur saja, tetapi kadang-kadang terdapat juga campuran dari mineral lain yang jumlahnya sangat sedikit didalamnya. Unsur-unsur yang membentuk mineral golongan native element merupakan satu jenis unsur kimia saja tanpa berasosiasi dengan unsur yang lainnya. Mineral native elements ini sering dijumpai pada batuan beku dan sedimen atau juga batuan metamorf..
PENDEPKRIPSIAN :
Ø  Emas (Au)
1.   Warna (Colour)                                         :     Kuning emas
2.   Cerat (Streak)                                            :     Kuning emas
3.   Kilap (Luster)                                            :     Kilap logam
4.   Perawakan (Habit)                                    :     Glanular
5.   Belahan (Cleavage)                                   :     Buruk
6.   Pecahan (Fructure)                                    :     Hackly
7.   Kekerasan (Hardness)                               :     3
8.   Sifat Dalam (Tenacity)                              :     Brittle
9.   Berat Jenis (Specific Gravity)                   :     19,4 – 15,5
10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry)    :     Au
         -     Klas                                                  :     Native element
         -     Group                                               :     Gold group
12. Sistem Kristal                                            :     Isometri
11. Asosiasi dan Kegunaan                             :     Bismuth, Kwarsa, Pyrite
                                                                              Untuk bahan perhiasan.
Ø  Bismuth (Bi)
1.   Warna (Colour)                                         : Cokelat
2.   Cerat (Streak)                                            : Cokelat
3.   Kilap (Luster)                                            : Metalic
4.   Perawakan (Habit)                                    : Glanular
5.   Belahan (Cleavage)                                   : Buruk
6.   Pecahan (Fructure)                                    : Earthly
7.   Kekerasan (Hardness)                               : 2,5
8.   Sifat Dalam (Tenacity)                              : Brittle
9.   Berat Jenis (Specific Gravity)                   : 2,09 – 2,33
10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry)    : Bi
         -     Klas                                                  :Native element
         -     Group                                               : Carbon group
11. Asosiasi dan Kegunaan                             : Sulfur, besi
                                                                    Bahan campuran logam
Ø  Belerang/Sulfur (S)
1.      Warna (Colour)                                         : kuning
2.      Cerat (Sreak)                                             : Kuning
3.      Kilap (Luster)                                            : lilin
4.      Perawakan (Habit)                                    : Granular
5.      Belahan (Cleavage)                                   : Buruk
6.      Pecahan (Fructure)                                    : uneven
7.      Kekerasan (Hardness)                               : 1,5-2,5
8.      Sifat Dalam (Tenacity)                              : Brittle
9.      Berat Jenis (Specivic Gravity)                   : 2,7
Susunan Komposisi Kimia (Chemistry)          : S
-  Klas                                                     : Native Element
-  Group                                                  : Sulfur Group
11.   Asosiasi dan Kegunaan                            : - Pyrite,tembaga, perak
                                                                         - obat-obatan, pupuk, kosmetik
Ø  Grafit (G)
1.    Warna (Colour)                                        :     Hitam
2.   Cerat (Streak)                                            :     Hitam
3.   Kilap (Luster)                                            :     Kilap lemak
4.   Perawakan (Habit)                                    :     Glanular
5.   Belahan (Cleavage)                                   :     Sempurna
6.   Pecahan (Fructure)                                    :     Even
7.   Kekerasan (Hardness)                               :     2,5
8.   Sifat Dalam (Tenacity)                              :     Britle
9.   Berat Jenis (Specific Gravity)                   :     2,09 – 2,23
10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry)    :     C
         -     Klas                                                  :     Native element
         -     Group                                               :     Carbon group
11. Asosiasi dan Kegunaan                             :     Batu beku pegmatik
                                                                              Untuk pembuatan alat tulis.



4.2 Sulfides
Adapun beberapa conto dari mineral golongan sulfides ini antara lain :
            Kelompok mineral sulfide menduduki urutan kedua dalam klasifikasi mineral berdasarkan unsur-unsur kimianya, tetapi jika ditinjau dari banyak sedikitnya masa yang terdapat dilapisan kerak bumi maka golongan sulfides menduduki posisi yang terakhir.
            Unsur-unsur sulfides seperti halnya golongan native elements maka golongan inipun merupakan unsur yang tidak pembentuk batuan (rock farming), namun golongan sulfides ini merupakan golongan yang sangat penting, hal ini karena unsur-unsur kimia yang membentuk merupakan kombinasi dari berbagai bentuk dari belerang. 
            Asal mula terbentuknya sulfides sangat bekaitan erat dengan pengendapan dari larutan-larutan air panas. Dan aktivitas gunung api serta instrusi magma. Tetapi kadang-kadang ditemukan juga mineral golongan sulfides ini merupakan hasil dari pengerasan atau pembekuan magma walaupun jumlahnya sangat sedikit.
            Kebanyakan mineral golongan sulfides mempunyai kilap logam (Metalic) sedangkan berat jenisnya umumnya tinggi dan kekerasannya umumnya rendah.
Mineral-mineral yang termasuk dalam golongan mineral sulfates ini merupakan mineral pembentuk batuan (rock forming) yang sangat penting yang terbentuk dari hasil pengendapan batuan. 
PENDEPKRIPSIAN :
Ø  galena (PbS)
1.   Warna (Colour)                                         :     Hitam
2.   Cerat (Streak)                                            :     Abu-abu
3.   Kilap (Luster)                                            :     Metalic
4.   Perawakan (Habit)                                    :     Glanular
5.   Belahan (Cleavage)                                   :     Sempurna
6.   Pecahan (Fructure)                                    :     Hackly
7.   Kekerasan (Hardness)                               :     2,5
8.   Sifat Dalam (Tenacity)                              :     Malleable
9.   Berat Jenis (Specific Gravity)                   :     7,58
10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry)    :     PbS
         -     Klas                                                  :     Sulfides
         -     Group                                               :     Galena group
11. Asosiasi dan Kegunaan                             :     Pyrite, Chalcite
                                                                        Untuk bahan industri logam timah
PENDEPKRIPSIAN :
Ø  Calcopyrite (CuFeS2)
1. Warna (Colour)                                           : Kuning Kehijauan
2. Cerat (Sreak)                                               : Hitam
3. Kilap (Luster)                                              : Metalik Logam
4. Perawakan (Habit)                                      : Menjarum
5. Belahan (Cleavage)                                     : Tidak Sempurna
6.Pecahan (Fructure)                                       : uneven
7. Kekerasan (Hardness)                                 : 3,5-4
8. Sifat Dalam (Tenacity)                                : Brittle
9. Berat Jenis (Specivic Gravity)                    : 4,1-4,3
10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry)    : CuFeS2
-  Klas                                                     : Sulphides
-  Group                                                  : Calcopyrite  Group
11. Asosiasi dan Kegunaan                             : - pyrite
                                                                         - Bahan  campuran tembaga
                                                                          
Ø  Pyrite (FeS2)Spalerit (Zn,Fe)S
1. Warna (Colour)                                           :     Kuning
2.   Cerat (Streak)                                            :     Coklat kehitaman
3.   Kilap (Luster)                                            :     Metalic
4.   Perawakan (Habit)                                    :     Glanular
5.   Belahan (Cleavage)                                   :     Buruk
6.   Pecahan (Fructure)                                    :     Choncoidal
7.   Kekerasan (Hardness)                               :     6 – 6,5
8.   Sifat Dalam (Tenacity)                              :     Malleable
9.   Berat Jenis (Specific Gravity)                   :     4,95 – 5,11
10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry)    :     FeS2
         -     Klas                                                  :     Sulfides
         -     Group                                               :     Pyrite group
11. Asosiasi dan Kegunaan                             :     Iron, Galena, Chalcopyrite
                                                                              Untuk pembuatan Sulfur dioksida.


4.3 Oxides dan Hidroxides
            Golongan mineral oxides terbentuk dari magma yang mengalami pembekuan atau magma yang mengintruksi batuan lainnya. Mineral golongan oxides merupakan mineral pembentuk batuan (rock forming). Pada mineral golongan oxides dan hidroxides mineral yang terbentuk paling akhir pada seri reaksi Bowen yaitu kwarsa. Beberapa contoh mineral yang merupakan golongan mineral oxides antara lain .Cuprit (Cu2O)
            Sedangkan golongan hidroxides yang hampir sama dengan golongan oxides ini juga merupakan mineral pembentuk batuan (rock forming) dan mineral ini banyak ditemukan di alam. Seperti halnya golongan mineral hidroxides inipun terbentuk dari pembekuan magma dipermukaan kulit bumi atau dibawah kulit bumi ataupun hasil ubahan dari instruksi magma terhadap batuan sampingnya.
            Adapun beberapa mineral yang merupakan mineral dari golongan oxides ini antara lain yaitu :
PENDEPKRIPSIAN :
Ø  Magnetit (MnO(OH))
Warna (Colour)                                               :     Putih
2.   Cerat (Streak)                                            :     Putih
3.   Kilap (Luster)                                            :     Kilap tanah
4.   Perawakan (Habit)                                    :     Glanular
5.   Belahan (Cleavage)                                   :     Sempurna
6.   Pecahan (Fructure)                                    :     Uneven
7.   Kekerasan (Hardness)                               :     3,5 – 4,5
8.   Sifat Dalam (Tenacity)                              :     Brittle
9.   Berat Jenis (Specific Gravity)                   :     3,0 – 3,12
10. Kemagnetan                                              :     Diagmagnetik
11. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry)    :     MgCO3
         -     Klas                                                  :     Carbonates
         -     Group                                               :     Calcite
12. Asosiasi dan Kegunaan                             :     Talck, Chlorite, Serpentine
                                                                              Untuk bahan campuran garam dan
                                                                              Magnesia..
Ø    Limonite (FeO3HO)
Warna (Colour)                                               :     Kuning
2.   Cerat (Streak)                                            :     Kuning
3.   Kilap (Luster)                                            :     Earthy Luster (Kilap tanah)
4.   Perawakan (Habit)                                    :     Clloform
5.   Belahan (Cleavage)                                   :     Sempurna
6.   Pecahan (Fructure)                                    :     Uneven Fructre
7.   Kekerasan (Hardness)                               :     5 - 5,2
8.   Sifat Dalam (Tenacity)                              :     Brittle Tancity
9.   Berat Jenis (Specific Gravity)                   :     3,3 – 4.3
10. Kemagnetan                                              :     Diagmagnetik
11. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry)    :     FeO3HO
         -     Klas                                                  :     Hidroxides
         -     Group                                               :     Diaspore Group
12.       Asosiasi dan Kegunaan                       :     Asosiasi dengan Lipidocortise                                                                                    Kegunaan untuk bahan baku                                                                                      induistri tembaga
Ø    Corondum (Al2O3)
Warna (Colour)                                               :     Abu-abu Kecoklatan
2.   Cerat (Streak)                                            :     Abu-abu
3.   Kilap (Luster)                                            :     Adamatine Luster (Kilap Intan)
4.   Perawakan (Habit)                                    :     Granullar (Rounded Habits)
5.   Belahan (Cleavage)                                   :     Tak ada
6.   Pecahan (Fructure)                                    :     Even Fructre
7.   Kekerasan (Hardness)                               :     9
8.   Sifat Dalam (Tenacity)                              :     Brittle Tancity
9.   Berat Jenis (Specific Gravity)                   :     3,9 – 4.1
10. Kemagnetan                                              :     Diagmagnetik
11. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry)    :     Al2O3
         -     Klas                                                  :     Oxides
         -     Group                                               :     Hematite Group
12.       Asosiasi dan Kegunaan                       :     Asosiasi dengan Silika,Felsfar                                                                                    Kegunaan untuk manufacture Optik
Ø    Hematite (Fe2O3)
Warna (Colour)                                               :     Coklat Kehitaman 
2.   Cerat (Streak)                                            :     Merah Kehitaman 
3.   Kilap (Luster)                                            :     Submetallic Luster (Kilap Luster)
4.   Perawakan (Habit)                                    :     Tabular (Falaned Habits)
5.   Belahan (Cleavage)                                   :     Sempuarna
6.   Pecahan (Fructure)                                    :     Unevan Fructre
7.   Kekerasan (Hardness)                               :     5-6
8.   Sifat Dalam (Tenacity)                              :     Brittle Tancity
9.   Berat Jenis (Specific Gravity)                   :     3,9 – 4.1
10. Kemagnetan                                              :     Diagmagnetik
11. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry)    :     Fe2O3
         -     Klas                                                   :     Oxides
         -     Group                                               :     Hematite Group
12.       Asosiasi dan Kegunaan                       :     Asosiasi dengan Limonite dan                                                                                    Clays
                                                                              Kegunaan untuk bahan baku besi
            Golongan mineral oxides dan hidroxides ini terkadang terdapat juga sebagai mineral penting pada batuan metamorfosa, dan sering juga terdapat sebagai vein (urat pada suatu lapisan batuan).
            Adapun kegunaan mineral-mineral oxides dan hidroxides ini kebanyakan digunakan pada industri-industri kimia, industri untuk bahan-bahan bangunan, industri alumunium dan sebagainya.



4.4 Carbonates
Adapun mineral pada golongan ini dibagi menjadi 3 group, conto mineral yang termasuk dalam golongan ini antara lain adalah :
            Mineral-mineral yang termasuk dalam golongan ini adalah mineral-mineral yang mengandung dan terdiri dari senyawa-senyawa garam asam karbon.
            Beberapa diantara mineral golongan ini menjadi mineral-mineral pembentuk batuan (rock forming) atau pembentuk batuan. Yang berasal dari endapan dan metamorfosa dari lapisan tanah dan batu. Ciri khas yang paling menonjol dari mineral-mineral golongongan carbonates adalah dapat bereaksi dengan HCl. Reaksi ini mmenghasilkan karbon dioksida (CO2) yang terlihat seperti buih yang memberi kesan mineral tersebut seperti mendidih.
            Mineral-mineral pada golongan carbonates sering dijumpai pada batuan beku dan sedimen ada juga pada batuan metamorf. Pada batuan sedimen yaitu pada batuan gamping, sedangkan pada batuan metamorf yaitu pada batuan marmer (marble).
            Beberapa kegunaan dari mineral-mineral pada golongan ini diantaranya adalah mineral-mineral pada golongan ini diantaranya adalah untuk dipakai pada industri kimia, juga untuk bahan bangunan.
PENDEPKRIPSIAN
Ø  Calcite (CaCO3)
1.  Warna (Colour)                                          :     Putih
2.   Cerat (Streak)                                            :     Putih
3.   Kilap (Luster)                                            :     Kilap kaca
4.   Perawakan (Habit)                                    :     Membilah
5.   Belahan (Cleavage)                                   :     Sempurna
6.   Pecahan (Fructure)                                    :     Uneven
7.   Kekerasan (Hardness)                               :     3
8.   Sifat Dalam (Tenacity)                              :     Brittle
9.   Berat Jenis (Specific Gravity)                   :     2,710
10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry)    :     CaO3
         -     Klas                                                  :     Carbonate
         -     Group                                               :     Calcite group
11. Asosiasi dan Kegunaan                             :     Dolomite
                                                                              Untuk bahan pembuatan semen.
Ø  Dolomite (CaMg(CO3)2)
1.   Warna (Colour)                                         :     Putih
2.   Cerat (Streak)                                            :     Putih
3.   Kilap (Luster)                                            :     Kilap lemak
4.   Perawakan (Habit)                                    :     Menyerat
5.   Belahan (Cleavage)                                   :     Sempurna
6.   Pecahan (Fructure)                                    :     Uneven
7.   Kekerasan (Hardness)                               :     3,5 – 4,0
8.   Sifat Dalam (Tenacity)                              :     Brittle
9.   Berat Jenis (Specific Gravity)                   :     2,8 – 2,9
10. Kemagnetan                                              :     Diagmagetik
11. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry)    :     CaMg(CO3)2
         -     Klas                                                  :     Carbonates
         -     Group                                               :     Calcite group
12. Asosiasi dan Kegunaan                             :     Calcite
                                                                              Untuk bahan baku industri semen.

Ø  Magnesite (MgCO3)
1.  Warna (Colour)                                         :     Putih  kehitaman
2.   Cerat (Streak)                                            :     Putih
3.   Kilap (Luster)                                            :     Non metallic luster (vitreus luster)
4.   Perawakan (Habit)                                    :     Rounded habits (granular)
5.   Belahan (Cleavage)                                   :     Sempurna
6.   Pecahan (Fructure)                                    :     Choncoidal
7.   Kekerasan (Hardness)                               :     3,5 – 4,0
8.   Sifat Dalam (Tenacity)                              :     Brittle
9.   Berat Jenis (Specific Gravity)                   :     3,0 – 3,12
10. Kemagnetan                                              :     Diagmagetik
11. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry)    :     MgCO3
         -     Klas                                                  :     Carbonates
         -     Group                                               :     Calcite group
12. Asosiasi dan Kegunaan                             :     Calcite
                                                                              Untuk bahan baku industri semen.



4.5 Sulphates
Beberapa conto mineral golongan sulfates ini  antara lain :
Adapun proses pembentukan dari mineral ini sebagai akibat dari mengendapnya garam-garam asam belerang dari permukaan bumi ataupun yang merupakan hasil dari produk oksidasi sulfida.
                        Sedangkan kegunaan dari pada mineral golongan sulfates ini lebih banyak digunakan dalam industri kimia dan bahan bangunan. Mineral-mineral golongan sulfates ini kebanyakan ditemukan pada batuan beku, sedimen dan metamorf serta pada urat suatu lapisan batu (vein).
PENDEPKRIPSIAN
Ø  Gypsum (CaSO42H2O)
1.  Warna (Colour)                                          :     Putih kecoklatan
2.   Cerat (Streak)                                            :     Putih
3.   Kilap (Luster)                                            :     Non metallic luster (Pearly luster)
4.   Perawakan (Habit)                                    :     Elongated habits (tabular)
5.   Belahan (Cleavage)                                   :     Sempurna
6.   Pecahan (Fructure)                                    :     Evan
7.   Kekerasan (Hardness)                               :     2
8.   Sifat Dalam (Tenacity)                              :     Sectile
9.   Berat Jenis (Specific Gravity)                   :     2,35
10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry)    :     CaSO42H2O
         -     Klas                                                  :     Sulphates
         -     Group                                               :     Melanterite group
11. Asosiasi dan Kegunaan                             :     Berasosiasi dengan anhydrite dan halite
                                                                              untuk bahan campuran pada industri semen



4.6 Silicates
            Mineral golongan ini dibagi menjadi tiga group, conto yang termasuk golongan mineral silikat ini antara lain adalah :
            Mineral-mineral yang termasuk pada golongan silicates ini adalah mineral dengan jenis dan jumlah yang terbanyak yaitu sekitar 73%. Mineral-mineral pada golongan silicates sangat banyak dijumpai baik didalam kerak bumi ataupun diatas permukaan bumi.
            Mineral-mineral pada golongan ini adalah mineral yang terbanyak yang menjadi mineral pembentuk batuan (rock forming). Silikat merupakan komponen dari batuan utama yang terbentuk akibat pembekuan atau pendininan magma, dan juga mineral-mineral pada golongan ini yang terbentuk akibat metamorfosa thermal. Kadang-kadang pembentukannya juga sebagai akibat lelehan magma akibat aktifitas gunung api.
            Pada umumnya mineral-mineral pada golongan silikat ini mempunyai senyawa-senyawa (unsur) kimia yang kompleks. Salah satu cirri khas dari mineral golongan ini adalah silikat yang terdapat didalamnya (SiO4) dengan ion oksigen pada aspek-aspek dan satu ion silicon pada titik pusatnya. Pada silikat tetrahedron (SiO4) saling berhubungan pada aspek-aspeknya membentuk cicin, rantai dan pita. Sistem tetrahedron seperti diatas tergantung pada komposisi kimianya dan ketentuan dari sifat fisika mineralnya.
            Silikat yang berbeda jaringan ionnya (silikon) digantikan oleh ion alumunium disebut dengan alumusilikat. Sifat dari silicaterosrock forming yaitu terdapat pada mineral olivine, augit hornblende, muskovit, dan lain-lain. Sedangkan kegunaan dari mineral-mineral silikat berguna mulai dari keperluan industri kimia, untuk obat-obatan, keperluan industri bangunan, dan untuk perhiasan.
PEDEPKRIPSIAN
Ø  Kwarsa (SiO2)
1.   Warna (Colour)                                         :     Colourless
2.   Cerat (Streak)                                            :     Putih
3.   Kilap (Luster)                                            :     Kilap kaca
4.   Perawakan (Habit)                                    :     Meniang
5.   Belahan (Cleavage)                                   :     Buruk
6.   Pecahan (Fructure)                                    :     Choncoidal
7.   Kekerasan (Hardness)                               :     7
8.   Sifat Dalam (Tenacity)                              :     Brittle
9.   Berat Jenis (Specific Gravity)                   :     2,653 – 2,660
10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry)    :     SiO2
         -     Klas                                                  :     Silicates
         -     Group                                               :     Quarts group
11. Asosiasi dan Kegunaan                             :     Galena
                                                                              Untuk bahan pembuatan kaca.
Ø  Hornblende (Ca,Na)2-3(Mg, Fe+2, Fe+3, Al)5 (AlSi)8O22(OH)2
1.   Warna (Colour)                                         :     Hitam kehijauan
2.   Cerat (Streak)                                            :     Abu-abu
3.   Kilap (Luster)                                            :     Non metallic luster (Viterous luster)
4.   Perawakan (Habit)                                    :     Rounded habits (granular)
5.   Belahan (Cleavage)                                   :     Sempurna
6.   Pecahan (Fructure)                                    :     Even
7.   Kekerasan (Hardness)                               :     6
8.   Sifat Dalam (Tenacity)                              :     Brittle
9.   Berat Jenis (Specific Gravity)                   :     3,0 – 3,4
10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry)    :     (Ca,Na)2-3(Mg, Fe+2, Fe+3, Al)5 (AlSi)8O22(OH)2
         -     Klas                                                  :     Silicates
         -     Group                                               :     Amphibole  group
11. Asosiasi dan Kegunaan                             :     Berasosiasi dengan magnetite dan limonite
                                                                              Untuk penelitian dan koleksi
Ø  Muscovite KAl2 (AlSi3)O10(OH)2
1.   Warna (Colour)                                         :     Coklat ke putih-putihan
2.   Cerat (Streak)                                            :     Putih
3.   Kilap (Luster)                                            :     Non metallic luster (Viterous luster)
4.   Perawakan (Habit)                                    :     Flanttened habits (bladed)
5.   Belahan (Cleavage)                                   :     Sempurna
6.   Pecahan (Fructure)                                    :     Even
7.   Kekerasan (Hardness)                               :     2,5 - 4
8.   Sifat Dalam (Tenacity)                              :     Elastic
9.   Berat Jenis (Specific Gravity)                   :     2,8 – 2,9
10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry)    :     KAl2 (AlSi3)O10(OH)2
         -     Klas                                                  :     Silicates
         -     Group                                               :     Mica group
11. Asosiasi dan Kegunaan                             :     Berasosiasi dengan kyanite, kwarsa dan orthoclase
                                                                              Untuk industri semen, karet dan kertas

Ø  Orthoclase (KAlSi3O8)
1.   Warna (Colour)                                         :     Putih
2.   Cerat (Streak)                                            :     Putih
3.   Kilap (Luster)                                            :     Non metallic (pearly luster)
4.   Perawakan (Habit)                                    :     Flanttened habits (bladed)
5.   Belahan (Cleavage)                                   :     Sempurna
6.   Pecahan (Fructure)                                    :     Uneven
7.   Kekerasan (Hardness)                               :     6
8.   Sifat Dalam (Tenacity)                              :     Brittle
9.   Berat Jenis (Specific Gravity)                   :     2,56
10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry)    :     KAlSi3O8
         -     Klas                                                  :     Silicates
         -     Group                                               :     Feldspar group
11. Asosiasi dan Kegunaan                             :     Berasosiasi dengan kwarsa, plagioklas
                                                                              Untuk industri collector dan penelitian
Ø  Olivine (MgFe) SiO4
1.   Warna (Colour)                                         :     Coklat kehitaman
2.   Cerat (Streak)                                            :     Putih
3.   Kilap (Luster)                                            :     Non metallic luster (vitreous luster)
4.   Perawakan (Habit)                                    :     Rounded habits (granular)
5.   Belahan (Cleavage)                                   :     Buruk
6.   Pecahan (Fructure)                                    :     Choncoidal
7.   Kekerasan (Hardness)                               :     6,5 – 7
8.   Sifat Dalam (Tenacity)                              :     Ductile
9.   Berat Jenis (Specific Gravity)                   :     3,27 – 4,20
10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry)    :     (MgFe) SiO4
         -     Klas                                                  :     Silicates
         -     Group                                               :     Olivene group
11. Asosiasi dan Kegunaan                             :     Berasosiasi dengan serpentite
                                                                              Untuk bahan permata dan untuk koleksi




BAB V
KETERDAPATAN MINERAL DALAM BATUAN

            Batuan yang ada dibumi ini adalah kumpulan dari mineral-mineral. Mineral-mineral tersebut pada proses pembentukannya yang bermacam-macam secara proses geologi tentunya tidak terbentuk sendiri. Mineral-mineral tersebut terbentuk bersama dengan mineral-mineral lainnya yang berasal dari satu sumber yang sama. Oleh karena itu, hanya sedikit jumlah mineral yang mempunyai atau terbentuk dari satu unsur kimia saja. Mineral-mineral pada umumnya mempunyai ikatan kimia antara unsur utamanya dengan unsur-unsur pembentuk lainnya, kecuali kelas native element. Unsur-unsur pembentuk mineral yang berikatan dengan unsur utama mineral umumnya juga menentukan kelas mineral tersebut. Seperti unsur sulfat, phosfat, carbonat dan silikat.
            Keterdapatan mineral pada batuan sangat beragam, karena proses pembentukannya yang juga berbeda-beda. Namun pada dasarnya, seluruh mineral dan juga batuan yang terbentuk berasal dari magma. Dsan akhirnya setelah mengalami proses-proses geologi lainnya, maka terbentuk mineral dan batuan tersebut hingga menjadi berbeda-beda.
            Selain  pengertian mineral sebagai pembentuk batuan, mineral juga adalah sebagai pembagi atau pembeda batuan. Sehingga batuan terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan komposisi mineral pembentuknya. Selain itu, faktor yang juga menyebabkan pembedaan batuan tersebut adalah komposisi kimia, tekstur dan proses yang menyebabkan mineral itu terbentuk. Hal-hal tersebut juga masih berkaitan dengan mineral-mineral pembentuk batuan.
            Berdasarkan alasan tersebut, maka secara garis besar batuan yang ada di alam dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

5.1 Mineral Primer
            Mineral primer adalah mineral yang mendominir dalam dalam suatu komposisi batuan dan jumlahnya lebih dari 10 % dimana mineral ini mempengaruhi dalam penamaan batuan. Mineral primer adalah hasil kristalisasi magma, sehingga disebut juga dengan mineral asal atau mineral utama. Mineral utama pembentuk batuan yan umum dijumpai adalah :
·         Batuan beku : feldspar, mika, amphibol, piroksen dan kwarsa.
·         Batuan sediment : kwarsa, kalsit, amphibol, lempung, halit, gypsum, dan feldspar.
·         Batuan metamorf : kwarsa, feldspar, amphibol, piroksen, mika, garmet, dan klorit.
            Pembentuk batuan terdiri dari dua macam mineral yaitu mineral mafic dan mineral felsik. Mineral mafic ialah mineral yang berwarna gelapdan mempunyai berat jenis yang besar atau berat. Disebut mafic mineral karena mineral ini kaya akan kandungan mineral dari magnesium dan besi. Sedangkan felsik mineral adalah mineral-mineral yang berwarna cerah atau terang serta mempunyai berat jenis yang kecil atau ringan. Mineral felsik ini miskin akan kandungan magnesium dan besi.Contoh dari mineral primer adalah kwarsa, orthoklas, palgioklas, foid, feldspar, biotit (mika), hornblenda, piroksen, olivin, kalsit dan grafit.

5.2 Mineral Sekunder
            Mineral sekunder ialah mineral yang dibentuk dari mineral-mineral primer oleh proses pelapukan, sirkulasi larutan atau proses metamorfosis pada batuan. Conto mineral tambahan adalah klorit atau klinoklor yang terbentuk dari mineral biotit karena adanya pelapukan. Mineral ini terdpat pada batuan yang telah lapuk. Pada table reaksi bowen mineral-mineral pembentuk batuan dalam reaksi mineral terlebih dahulu terbentuk lebih mudah berubah dari pada mineral yang belakangan terbentuknya.
            Suatu conto mineral dalam kelompok mafic mineral yang terlebih dahulu terbentuk akan menjadi tau berubah menjadi mineral yang belakangan terbentuk. Misalnya mineral piroksen berubah menjadi amphibol dan sterusnya. Sedangkan mineral felsik seperti kelompok plagioklas dan feldspar akan berubah menjadi karbonat, serisit, mineral lempung dan lainnya
.
5.3 Mineral Tambahan
Mineral tambahan ialah mineral yang persentasenya sedikit dalam batuan tetapi selalu kita jumpai. Mineral ini terbentuk oleh kristalisasi magma teatpi jumlahnya sedikit atau kurang dari 5 % dari keseluruhan komposisi batuan. Kehadiran mineral ini kurang mempenharuhi terhadap penamaan jenis batuan. Conto mineral tambahan adalah zircon, rutil, turmalin.
     Mineral-mineral yang penting dalam pembenruakan kulit bumi adalah mineral pada reaksi Bowen.






Discotinue Series                                                                    Continue Series

Olivin                                                                                                                                                                                                                                Anortit
                                                                                                             
                                                                                                             
Piroksen                                                                                                                                                                                              Bitownit
                                   Na
1200°                                                                           Labradorit                                                       Hornblende                                                                




                                                                        Andesin                                                                                                                                                                      Biotite                                      Oligoklas                                                                  
                                                                                                                                                                                                            Albite 
                                                                                                                                  Ca
                                     
570°

                                                      K. Feldspar






                                                     Muscovit



                                                       Quartz
Gambar 5.1 Reaksi Series Bowen

Discontinue Series :
·         Mineral yang terbentuk secara tidak menerus. Pada suhu yang tinggi terbentuk mineral olivine. Kemudian suhu turun terus menerus hingga terbentuk piroksen dimana mineral olivine sudah tak terbentuk lagi. Begitu seterusnya hingga terbentuk mineral biotite.
  • Didominasi oleh mafic mineral (mineral gelap)

Continue Series :
  • Mineral terbentuk secara terus menerus. Pada suhu tinggi terbentu mineral anortit (plagioklas ca). kemudian suhu terus menurun hingga terbentuk mineral bitownit, tetapi mineral anortit masih terbentuk.
  • Didominasi mineral felsik (mineral terang)
                  Pada suhu yang rendah ± 5000 mineral biotite dan mineral albit salin bertemu dan terbentuklah mineral K.Feldspar, muskovit, dan Quartz.
Dari analisa kimia batuan tealah dibuktikan bahwa hanya beberapa unsur saja yang bertanggung jawab membentuk kerak bumi. Empat orang ahli mengadakan analisa kimia sebanyak 5159 analisa batuan yaitu oleh : Washinton, Nigli, Clarke, dan Daily dengan unsur-unsur yang ada dalam kerak bumi yaitu :
O  = 24 %
Fe  = 5   %
K   = 2,5 %
Si  = 27 %
Ca = 3,5 %
Mg = 2,5 %
Al = 8  %
Na = 2,5 %

Ternyata jumlahnya baru 98 % sedangkan yang 2 % lainnya terdiri dari unsure-unsur yang jarang tersebut. Sehingga berdasarkan, jumlah terdapatnya dalam batuan mineral dapat dibedakan menjadi, mineral primer, tambhan dan sekunder.







BAB VI
PERSENTASE MINERAL
Untuk mencari persentase mineral digubnakanlah rumus :
                                                            Atom Relati(Ar)
Persentase Berat =
                                                Molekul relative (Mr)

6.1 Native Elements
¨      Belerang (S)
      A r S    =    32
                                          Ar S
      Massa S        =                                     x 100%
                                          Mr S

                                          32
                           =                                     x 100%   =    100%
                                          32                  
¨      Grapit (C)
      Ar C    =    12
                                          Ar C
      Massa C       =                                     x 100%
                                                Mr C

                                                12
                                 =                                     x 100%   =    100%
                                                12
¨      Bismuth (Bi)
Ar Bi   =    209
                                                            Ar Bi
Massa Bi      =                                     x 100%
                                                            Mr Bi


                                                            209
                                    =                                     x 100%         =          100%
                                                            209
¨      Emas (Au)
      Ar Au  =    197
                                          Ar Au
      Massa Au        =                                  x 100%
                                          Mr Au
                                         
                                          197
                              =                                  x 100%   =    100%
                                          197
                                               
6.2 Sulfides
¨      Chalcopyrite (CuFeS2)
Ar Cu        = 63,5
Ar Fe         = 56
                  Ar S2         = 64
Mr CuFeS2 = 183,5
                                       Ar Cu
Massa Cu     =                                              x 100%
                                       Mr CuFeS2

                                                    63,5
                                    =                                              x 100%            =          34,60%
                                       183,5

                                       Ar Fe
Massa Fe      =                                              x 100%
                                       Mr CuFeS2

                                                    56
                                    =                                              x 100%            =          30,52%
                                       183,5

                                       Ar S
Massa S        =                                              x 100%
                                       Mr Cu FeS2

                                                    64
                                    =                                              x 100%            =          34,88%
                                       183,5

% Massa CuFeS2 = 34,60 + 30,52 + 34,88 = 100%
¨      Pyrite (FeS2)
Ar Fe   =    56
               Ar S2            = 64
Mr FeS2 = 120
                                                                  Ar Fe
Massa Fe      =                                           x 100%
                                       Mr FeS2
                           
                                                    56
                                    =                                              x 100%            =          46,67%
                                       120

                                       Ar S
Massa S        =                                              x 100%
                                       Mr FeS2

                                                    64
                                    =                                              x 100%            =          53,33%
                                       120
% Massa total FeS= 46,67 + 53,33 = 100%
¨      Galena (PbS)
Ar Pb   = 207
Ar S     = 32
Mr PbS = 239
                                       Ar Pb
Massa Pb      =                                              x 100%
                                       Mr PbS

                                       207
                                    =                                              x 100%            =          86,61%
                                       239

                                       Ar S
Massa S        =                                              x 100%
                                       Mr PbS

                                       32
                                    =                                              x 100%            =          13,39%
                                       239

% Massa PbS = 86,61 + 13,39 = 100%

6.3 Oxides dan Hidroxides
6.3.1 Oxides
¨      Corundum (AL2O3)
Ar Al   = 26,98
            Ar O3                   = 48
Ar Al2 = 53,96
Mr Al2O3 = 101,96
                                       Ar Al
Massa Al      =                                           x 100%
                                       Mr Al2O3

                                       53,96
                                    =                                           x 100%   =          52,92%
                                       101,96

                                          Ar O
      Massa O       =                                           x 100%
                                          Mr Al2O3

                                                        48
                           =                                           x 100%   =    47,07%
                                          101,96

      % Massa total Al2O3 = 52,92% + 47,07% = 99,99%
¨      Magnetite (Fe3O4)
            Ar Fe3                      = 168
            Ar O4                  = 64
Mr Fe3O4   = 232
                                       Ar Fe
Massa Fe      =                                           x 100%
                                       Mr Fe3O4

                                       168
                                    =                                           x 100%   =          72,41%
                                       232

                                          Ar O
Massa O       =                                           x 100%
                                          Mr Fe3O4

                                                        64
                           =                                           x 100%   =    27,59%
                                          232

      % Massa Fe3O4               = 72,41 + 27,59 = 100%


¨      Geothite (FeO(OH))
Ar Fe   = 56
            Ar O2                  = 32
Ar H    = 1
Mr FeO(OH) = 89
                                                Ar O
Massa O       =                                           x 100%
                                             Mr FeO(OH)

                                             32
                           =                                           x 100%   =    35,96%
                                             89

                                          Ar H
      Massa H       =                                           x 100%
                                          Mr FeO(OH)

                                          1
                           =                                           x 100%   =    1,12%
                                          89

                                          Ar Fe
Massa Fe      =                                           x 100%
                                          Mr FeO(OH)


                                          56
                           =                                           x 100%   =    62,92%
                                          89

      % Massa total FeO(OH) = 35,96% + 1,12% + 62,92% = 100%

6.3.2 Hidroxides
¨      Limonite (Al2O(OH)4)
                     Ar Al2 = 54
                     Ar O4 = 64
                     Ar H4 = 4
Mr Al2O(OH)4) = 138
                                       Ar Al
Massa Al      =                                           x 100%
                                       Mr Al2O(OH)4)

                                       54
                                    =                                           x 100%   =          39,13%
                                       138
                                       Ar O

Massa O       =                                           x 100%
                                       Mr Al2O(OH)4)


                                       80
                                    =                                           x 100%   =          57,97%
                                       138

                                       Ar H
Massa H       =                                           x 100%
                                       Mr Al2O(OH)4)

                                                              4       
                                    =                                           x 100%   =          2,90%
                                       138        

% Massa Al2O(OH)4) = 39,13 + 57,97 + 2,90 = 100%

6.4 Carbonates
¨      Calcite (CaCO3)
Ar Ca  = 40
Ar C    = 12
            Ar O3               = 48
Mr CaCO3 = 100

                                       Ar Ca
Massa Ca      =                                              x 100%
                                       Mr CaCO3

                                                    40
                                    =                                              x 100%            =          40%
                                       100

                                       Ar O
Massa O       =                                              x 100%
                                       MrCaCO3

                                                    48
                                    =                                              x 100%            =          48%
                                       100

                                       Ar C
Massa C       =                                              x 100%
                                       Mr CaCO3

                                                    12
                                    =                                              x 100%            =          12%
                                       100

% Massa total CaCO = 40 + 48 + 12 = 100%

¨      Magnesite (MgCO3)
Ar Mg          = 24
            Ar O3               = 48
Ar C    = 12
Mr MgCO3 = 84
                                       Ar Mg
Massa Mg     =                                              x 100%
                                       Mr MgCO3

                                                    24
                                    =                                              x 100%            =          28,57%
                                       84

                                       Ar C
Massa C       =                                              x 100%
                                       Mr MgCO3

                                                    12
                                    =                                              x 100%            =          14,28%
                                       84

                                       Ar O
Massa O       =                                              x 100%
                                       Mr MgCO3


                                       48
                                    =                                              x 100%            =          57,14%
                                       84

% Massa total MgCO3 = 28,57 + 14,28 +57,14 = 99,99%

6.5 Sulphate
¨      Gypsum (CaSO4.2H2O)
Ar Ca = 40
            Ar O6               = 96
Ar S     = 32
            Ar H4               = 4
Mr CaSO4.2H2O = 172
                                       Ar Ca
Massa Ca      =                                              x 100%
                                       Mr CaSO4.2H2O

                                       40
                                    =                                              x 100%            =          23,26%
                                       172

                                       Ar S
Massa S        =                                              x 100%
                                       Mr CaSO4.2H2O

                                       32
                                    =                                              x 100%            =          18,60%
                                       172

                                       Ar O
Massa O       =                                              x 100%
                                       Mr CaSO4.2H2O

                                       96
                                    =                                              x 100%            =          55,81%
                                       172

                                       Ar H
Massa H       =                                              x 100%
                                       Mr CaSO4.2H2O

                                       4
                                    =                                              x 100%            =          2,33%
                                       172

% Massa total CaSO4.2H2O = 23,26 + 18,60 + 55,81 + 2,33 = 100%



6.6 Silacates
¨      Hornblande (CaMg4(Si7Al)O22(OH)2)
Ar Ca = 40
            ArMg4 = 96
            Ar Al2              = 54
            Ar Si7                   = 196
            Ar H2               = 2
                     Ar O24 = 384
Mr CaMg4(Si7Al)O22(OH)2 = 772
                                                                     Ar Ca
Massa Ca      =                                                             x 100%
                                                                     Mr CaMg4(Si7Al)O22(OH)2

                                                                                            40
                                    =                                                    x 100%   = 5,19%
                                                                     772

                                                                     Ar Mg
Massa Mg     =                                                             x 100%
                                                                     Mr CaMg4(Si7Al)O22(OH)2


                                                                     96
                                    =                                                    x 100%   = 12,43%
                                                                     772

                                                                     Ar Al
Massa Al      =                                                             x 100%
                                                                     Mr CaMg4(Si7Al)O22(OH)2

                                                                     54
                                    =                                                    x 100%   = 7%
                                                                     772

                                             Ar Si
Massa Si       =                                                             x 100%
                                                                     Mr CaMg4(Si7Al)O22(OH)2

                                                                     196
                                    =                                                    x 100%   = 25,39%
                                                                     772

                                                                     Ar H
Massa H       =                                                             x 100%
                                                                     Mr CaMg4(Si7Al)O22(OH)2

                                                                     2
                                    =                                                    x 100%   = 0,25%
                                                                     772


                                                                     Ar O
Massa O       =                                                             x 100%
                                                                     Mr CaMg4(Si7Al)O22(OH)2

                                                                     384
                                    =                                                    x 100%   = 49,74%
                                                                     772
                    
% Massa total CaMg4(Si7Al)O22(OH)2 = 5,19 + 12,43 + 7 + 25,39 + 0,25 +
                                                                                                49,74% = 100%

¨      Orthoklas (KAlSi3O8)
Ar K    = 39
Ar Al   = 27
Ar Si3 = 84
Ar O8   = 128
Mr KAlSi3O8 = 278
                                       Ar K
Massa K       =                                              x 100%
                                                                     Mr KAlSi3O8

                                       39
                                    =                                              x 100%            =          14,03%
                                       278

                                       Ar Al
Massa Al      =                                              x 100%
                                                                     Mr KAlSi3O8

                                       27
                                    =                                              x 100%            =          9,71%
                                       278
                    
                                       Ar Si
Massa Si       =                                              x 100%
                                                                     Mr KAlSi3O8

                                       84
                                    =                                              x 100%            =          30,21%
                                       278

                                       Ar O
Massa O       =                                              x 100%
                                                                     Mr KAlSi3O8

                                       128
                                    =                                              x 100%            =          46,09%
                                       278

% Massa total KAlSi3O8 = 14,03 + 9,7 + 30,21 + 46,09 = 99,99%


BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1  Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil praktikan dari praktikum Mineralogi ini adalah menguasai ilmu ini adalah syarat mutlak bagi seorang ahli pertambangan untuk memahami tentang mineral-mineral. Karena dengan megetahui mineral-mineral yang terdapat dalam satu batuan maka dia akan dapat memprediksikan kandungan mineral tersebut dapat menguntungkan atau tidak.
Karena ilmu ini membahas segalanya tentang mineral yang ada di bumi ini. Mineral yang ada di bumi ini berbeda-beda. Untuk membedakan mineral yang satu dengan yang lainnya kita gunakan berbagai sifatnya yang berbeda-beda, baik dari sifat fisik maupun kimianya. Kalau dari sifat fisik, kita membedakan mineral dari warna, kilap, gores, kekerasan, belahan, pecahan, perawakan kristal, berat jenis, daya tahan terhadap pukulan. Sedangkan sifat kimia, kita membedakan mineral tersebut dapat dilihat dari rumus kima mineral tersebut.

7.2  Saran
Dari pengalaman yang praktikan didapatkan selama melaksanakan praktikum, ada beberapa saran–saran yang dapat praktikan uraikan yang mungkin dapat lebih menyempurnakan sistem praktek Mineralogi ini, yaitu sebagai berikut :
  1. Praktikum dilaksanakan dengan baik dan berjalan sesuai dengan jadwal yang diharapkan.
  2. Dalam waktu pelaksanaan praktikum, baik praktikan maupun asisten supaya menaati peraturan yang berlaku. Bagi praktikan ataupun asisten yang melanggar peraturan supaya dapat ditindak sebagaimana mestinya.
  3. Untuk memudahkan para praktikan dalam praktek, ada baiknya disediakan atau diperbanyak alat peraga, sehingga dalam pendiskripsiannya para praktikan dapat dengan cepat selesai dalam mendiskripsikan kristal tersebut.
  4. Dalam hal pendeskripsian supaya kemagnitan, kelistrikan, dan daya lebur mineral dipelajari juga, agar praktikan lebih memahami tentang mineral.
  5. Kiranya untuk kedepan agar instansi yang terkait lebih melengkapi fasilitas laboratorium Kristalografi dan Mineralogi.
  6. Kiranya agar instansi yang terkait menggunakan fasilitas laboratorium yang standar digunakan oleh Perguruan Tinggi yang lain agar kualitas lulusan yang dihasilkan standar.
  7. Kiranya lembar saran ini jangan hanya sebagai simbolis pelengkap laporan saja, tetapi harus benar-benar ditindak lanjuti oleh instansi yang terkait.

Demikianlah saran–saran yang dapat penulis kemukakan, semoga apa yang penulis bahas dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi praktikan sendiri.









DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Penutun Praktikum Kristalografi, Institut Teknologi Medan, 2006.
Anonim, Penutun Praktikum Kristalografi, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta , 2006
Bery L.G and Mason B., 1989, Kritalografi and Mineralogy, Freeman WH and Co Sanfransisco.
Danisworo C. Ir., 1980,  Kristalografi dan Mineralogi, Fakultas Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta.
Dana ES., 1960, A Textbook  of Kristalografi and Mineralogi, Jhon Willey and Sons inc. New York.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar